Jumat, 04 Juni 2010

BESI TUA YANG TAK LEKANG OLEH WAKTU


Bagi sebagian orang yang hidup di Kota Jogja, mungkin besi tua ini tak berarti apa-apa. Atau malah justru dianggap sebagai penyebab polusi udara saja, karena asapnya yang mengepul-ngepul tanpa ampun. Besi tua yang biasa disebut dengan nama Kol Bus atau Cold Bus atau sesuatu yang terdengar seperti itu (jujur saja saya memang tak tahu bagaimana cara penulisannya) ini masih tetap saja eksis. Tak peduli dengan perubahan zaman yang berjalan disekitarnya. Ia tetap saja menikmati perjalanannya keliling kota di usia uzurnya itu. Kendaraan ini pun pada akhirnya mendapatkan tempat tersendiri dihati penumpang setianya, demikian pula dengan saya. Namun, biasanya ibu-ibu tukang sayurlah yang menjadi VIP membernya. Penampilan fisiknya memang berbanding lurus dengan kenyamannya, sungguh disayangkan. Bila anda sekalian suatu nanti saat berkesempatan untuk menaikinya, janganlah kaget dengan keunikan yang akan anda rasakan didalamnya, unik disini bukan karena kenyamannya melainkan ke-abnormalan-nya. Terdeskripsi dari bangkunya penumpangnya keras, karena sudah sedikit sekali busa yang tersisa. Pembungkus kulitnya telah robek dan pecah-pecah. Keadaan itu masih diperparah lagi dengan udara didalamnya, aromanya campuran antara bau besi dan keringat. Pantas saja teman-teman saya menyebutnya dengan sebutan KOL BUSuk. Kaca jendelanya pun terkadang tak bisa dibuka karena macet terganjal karat. Membuat udara makin bertambah pengap saja. Keadaan seperti inilah yang menjadi alasan kuat mengapa jumlah penumpangnya sangat sedikit. Apalagi kecepatan paling tingginya mungkin hanya mencapai sekitar 30 km/jam-40 km/jam. Harus banyak-banyak mengucap sabar bila menaikinya ya. ^^

0 komentar:

Posting Komentar