Senin, 15 September 2014

Apa Pertanyaanmu?

Hi Readers,,

Kali ini saya datang lagi dengan topik yang agak aneh si menurut saya hehe, topiknya adalah PERTANYAAN. Nah looh,, pertanyaan apa pula deh yang bisa dijadikan topik sebuah tulisan. Let me to show you guys.

Kalian pernah ngalamin gak kalo kenalan sama seseorang atau kelompok baru pasti ditanyain 'asal usul atau jati diri'nya. Pasti jawabannya pada pernah kan, kalo gak pernah berarti weird hahaha pemaksaan.

Tapi ada yang sadar gak pertanyaan yang kita dapatkan itu selalu berubah. Agak bingung kenapa saya bilang berubah? Oke, saya mencoba untuk jadi samplenya biar readers pada ngeh :)

Waktu baru masuk SMA dulu (ehem.. pake kata dulu, berarti gw sekarang dah tua bingit yah hahaha) saat berkenalan pasti pertanyaan yang terlontar 'anak mana?' dan jawaban saya adalah nama desa tempat saya tinggal, yakni Kembang Tanjung (yang anak Kembang Tanjung mana suaranyaaa,,,). Sumpe deh jarak dari rumah ke kota itu jauh banget, dan angkotnya susah euy, saya mengalami ini dari jaman TK sampe SMA, etdahhh dari kecil saya sudah dilatih untuk tua dijalan ya hahaha, bahkan sering juga diledekin temen2 karena rumahnya jauh banget n ndeso. Masih inget gak tuh yang suka ngeledekin diriku???

Agak maju sedikit masuklah dunia perkuliahan, kebetulan saya terdampar di kota Jogja tercinta. Saat berkenalan bukan lagi 'anak mana' tapi 'jurusan apa' dan dengan suara pelan dan agak diperhalus saya menjawab 'bahasa korea' jujur saja saat itu jurusan ini bukalah favorit, bahkan bapak saya sempat ragu mau merestui saya kuliah di jurusan ini, dan hampir teman-teman sejurusan mengalami hal yang sama (hahaha bisa di check kok).

Tibalah saatnya  masuk dunia kerja, kebetulan lagi setelah lulus bisa langsung kerja di Samsung, disini kenalan lagi dengan orang-orang baru, pertanyaan berubah lagi menjadi 'lulusan mana' dan kali ini saya jawabnya agak kencengan dikit 'UGM' haha, lagipula jika ada pertanyaan lanjutan 'ngambil jurusan apa' jawabnya juga sudah pede, karena Korea sedang happening banget dinegara kita (terbayar sudah rasa malu-malu kucing jaman dulu, finally...)

Sekarang saatnya flashback dikit aja, pertanyaan yang sering keluar dari teman-teman disini adalah 'dari negara mana?' See... pertanyaan yang kita dapatkan ternyata selalu berubah sesuai kapasitas yang kita tanggung dan secara tidak langsung kita merupakan perwakilannya atau bahasa kerennya ambassadornya gitu deh hehehe. And my goal kedepannya pingin dapet pertanyaan dari para kolega 'usahanya bergerak dibidang apa?' karena sekarang lagi menceburkan diri di bisnis tourism and leisure :)

Saya sudah share goal kedepannya pingin dapet pertanyaan apa, kalian bagaimana? Apa pertanyaan yang ingin didapat?

Inilah share-an aneh yang bisa keluar dari otak si anak Kembang Tanjung, yang saat ini menulis blognya di sebuah cafe dan sambil melihat kedepan jendela (di cafe depan ada couple yang lagi mesra-mesraan, gw sirik mampus ngeliatnya. Sebenernya gak pingin ngeliat, tapi apa daya mata ini butuh hiburan dan nutrisi :)
SEKIAN



*nb
Jangan bilang kalo kalian pingin dapet pertanyaan 'kapan nikah' hahahaha

Selasa, 09 September 2014

Saya orang Indonesia, BUKAN Vietnam



Hi readers,,

Kali ini saya mau share salah satu kisah selama stay di Korea Selatan, gak kerasa uda hampir 10 bulan menikmati wifi super kencangnya negeri ginseng. Hidup disini itu.... happy... sudah pasti, sedih.. yaiyalah ya, kangen.. jangan ditanya, tertawa.. sering banget, nangis... 2x lipatnya dari tertawa hahaha.. Tapi itu memang hal wajar yang dialami semua orang, right?

Yang cukup tidak wajar adalah HAMPIR semua orang yang saya temui tidak bisa menebak bahwa saya adalah orang Indonesia, kebanyakan dari mereka mengatakan saya orang Vietnam, Pilipin, or Uzbekistan. Agak sedikit menjengkelkan jika dikira orang Vietnam disini, bukannya saya rasis dan tidak suka sama orang Vietnam yah (teman saya di tempat parttime orang Vietnam, dan dia baik sekali. Saya suka orang Vietnam). Tapi permasalahanya jika dikira orang Vietnam, saya tidak suka. Mengapa?

Ada fenomena unik di Korea Selatan, kebanyakan para jejaka lapuk (maaf) dan tinggal di daerah suburban memiliki istri orang Vietnam. Karena kesulitan mendapatkan istri orang Korea, mereka mengikuti jasa biro jodoh untuk mendapatkan istri, kebanyakan wanita Vietnam yang mau diperistri oleh para jejaka ini.

Mengapa gadis abg wanita vietnam mau menikah dengan laki-laki Korea yang notabene lebih cocok dipanggil ayah daripada ayang? Selidik punya selidik, kehidupan ekonomi di Vietnam cukup sulit, apalagi daerah suburbannya, melalui pernikahan dengan orang Korea, mereka bisa mendapatkan visa tinggal secara cuma-cuma, kesempatan untuk tinggal di Korea ini mereka manfaatkan dengan bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan lainnya dan gajinya dikirim ke Vietnam untuk menghidupi orang tua dan keluarganya. Memang tidak semuanya begitu, tapi sebagian besar seperti ini.

Fenomena ini cukup membuat stereotipe bahwa wanita Vietnam adalah (sekali lagi maaf) wanita yang bisa dibeli dan bodoh. Oleh karena stereotipe inilah, cukup jengkel rasanya jika dikira orang Vietnam. Karena saya merasa (perasaan saya pribadi), mereka menganggap saya wanita yang bisa dibeli dan bodoh. Sering saya tiba-tiba diajak ngomong Vietnam dijalan. Saya hanya bisa senyum-senyum kecut pada akhirnya. Lebih sebal lagi jika ada orang Korea atau orang asing yang tiba-tiba mengajak menikah. 
Haduhh mamakkk,.,, pusing saya dibuatnya :(

SAYA INI INDONESIA TULEN LOH, BUKAN VIETNAM pilipin apalagi uzbekistan