Kamis, 07 Juli 2011

Persimpangan Jalan


Mahasiswa.

Satu kata untuk medeskripsikan gelar kebanyakkan manusia di Jogja. Saya adalah salah satunya.

Apakah saya bangga???

Ya, tentu saja saya bangga, namun tak sebangga ketika baru diterima sebagai mahasiswa. Sekarang, ketika masa kuliah ini sudah hampir memasuki semester ke-7, banyak hal yang menggelitik pikiran saya. Dahulu saya bependapat “kuliah itu tak mementingkan jurusan apa, yang penting dapat menjalani proses kehidupan dalam dan memenanginya”

Hingga saat ini pendapat saya masih saya pegang. Namun, ada beberapa hal yang justru menjadi pertanyaan saya.

“Apakah saya telah memenangi proses kehidupan dalam perkuliahan saya?”

Ini adalah step yang riskan dalam hidup. Saya memulai kuliah dengan kepercayaan diri yang tinggi. Lalu saya menemui berbagai persoalan dan ujian yang harus saya selesaikan. Dan ketikan saya hamper sampai pada step terakhir yakni SKRIPSI, saya justru kehilangan arah. Ada perasaan yang mengatakan “mau kemana saya setelah lulus?”

Ada banyak tawaran pekerjaan, tetapi belum ada yang memuat hati dan pikiran saya selaras untuk menerima maupun memperjuangkannya. Dan sialnya saya benci disaa-saat seperti ini. Saat dimana kita berada dipersimpangan dan dipaksa untuk memilih jalan benar dengan bergambling pada kehidupan kita sediri. Salah belok satu derajat saja bisa membuat kita di tempat yang benar-benar salah.


PILIHAN YANG SULIT!

Tapi seperti kata orang-oarang besar "Hidup itu Pilihan", dan setiap pilihan kita harus kita pertanggungjawabkan.

Terkadang aku muak dengan menjadi dewasa. Namun seringnya, aku bahagia menjadi dewasa. Karena aku bahagia dituntut untuk mempertanggungjawabkan hidupku dan kehidupanku.

0 komentar:

Posting Komentar