Kamis, 28 Oktober 2010

Hanseo dan Cerita Mengenainya

“Tim volunteer dari hanseo University akan datang pada bulan Juli” begitulah yang disampaikan ketua jurusan kami. Sebagai salah satu mahasiswa yang bersedia menjadi sukarelawan penerjemahan dalam periode sebelumnya, saya sangat menantikan tim yang datang kali ini.
Akhirnya tibalah saat yang dinantikan. Tim hanseo tiba di Indonesia. Kami bertemu di homestay mereka, pertama kali bertemu dengan tim Hanseo yang saya rasakan mereka sangatlah sombong dan tidak mudah diajak bicara. Kami semua merasa segan untuk memulai pembicaraan.
Pada hari ke-2, kami bertemu mereka di puton village. Program yang mereka rencanakan mulai dijalankan. Kami pun mulai berinteraksi. Sedikit demi sedikit rasa segan itu menghilang, tapi belum sepenuhnya. Masih ada batas antara kami. Malam harinya, saya dan teman-teman dari tim inti mahasiswa indonesia berunding untuk memecahkan masalah kesenjangan tersebut. Kami akhrinya memutuskan untuk menyapa lebih dulu dan berusaha mengakrabkan diri, karena kami adalah tuan rumahnya.
Esok harinya, kami pun menerapkan hal tersebut. Hasilnya sangat memuaskan. Kami mulai dapat bercakap-cakap dengan santai dan bermain bersama. Saya rasa tim Hanseo pun melakukan seperti yang kami lakukan, yakni berusaha semampu mungkin untuk bergaul. Hehehe.
Pada hari-hari selanjutnya kami tidak hanya bertemu di desa putton (tempat dilakukannya kegiatan tersebut) melainkan di homestay mereka juga. Bila bertemu di homestay suasana keakraban itu semakin terasa. Kami bisa saling bercanda, tertawa bahkan kami pun saling mengejek. Sudah seperti kawan lama.
Pada hari minggu, 25 july 2010 kami melakukan trip. Ke sultan palace, borobudur temple, prambanan temple dan malioboro street. Indonesia’s student telah melakukan kesepakatan bahwa masing-masing dari kami bertanggung jawab untuk satu mahasiswa korea. Ternyata hasil dari kesepakatan tersebut membuat kami dan pasangan kami menjadi lebih akrab dan mendalam.
Saya berpasangan dengan han sang mee. Selama saya berjalan-jalan dengannya, saya seperti berjalan dengan artis. Karena banyak wisatawan lokal yang meminta foto bersama dengannya. Sang Mee terlihat sangat menikmati trip kali ini.
Kami makan siang di Boyong Kalegan’ Restorant, tempat itu merupakan tempat yang terkenal di yogyakarta. Karena tidak menyediakan makanan khas indonesia saja melainkan ada danau kecil ditengah2 resto. Dan pihak restoranpun menyediakan rakit yang dapat digunakan oleh pengunjung. Saya dan Park yae ra, berada dalam satu rakit. Ternyata mengendarai rakit cukup sulit. Kami hanya berputar2 ditempat. Bahkan kami hampir terjatuh ke kolam tersebut, sehingga jadi bahan tertawaan teman2 yang lain. Bila mengingat kejadian2 itu membuat saya tertawa2 sendiri.
Malioboro street merupakan jalan yang paling terkenal di jogja. Tempatnya seperti dong daemun yang ada di korea. Banyak barang2 khas dan sovenir yang dijual. Tapi lucunya mahasiswa korea tidak punya Rupiah (mata uang indonesia). Kami pun berbondong2 mencari money changer. Tapi berhubung sudah malam, semua money changer telah tutup. Kaki kami sampai sakit karena lelah sekali. Lalu kami masuk ke maloboro mall. Disana mahasiswa korea memborong baju Polo (di outlet polo bisa menggunakan credit card). Wawwww... jumlah yang dibeli sangat fantastis. Kami sampai terheran2. Orang korea sepertinya polo tshrit fans fanaatik. Satu hal lagi yang terungkap dari sesi belanja tersebut, bahwa Lee kang hyung merupakan the shopping man. Hahaha
Keesokan harinya, kami bertemu kembali di putton village. Cukup sedikit yang datang karena kelelahan. Kami kekurangan penerjemah. Tapi semua itu dapat diatasi dengan bantuan anak2 ugm yang sedang kkn di putton village juga. Anak2 sd komang sangat bersemangat dengan kehadiran mahasiswa hanseo. Apalagi murid2 perempuan, mereka berani mengungkapkan ketertarikan mereka kepada mahasiswa hanseo laki2.
Selain mengajar di sd komang dan juga memberi bantuan, pihak hanseo pun mengecek beberapa sapi dan kambing yang tlah mereka sumbangkan di periode sebelumnya. Masuk kandang sapi dan kambing yang sangat bau merupakan pengalaman menarik. Rasa panas yang menyengat dan nyamuk2 nakal yang suka menggigit menjadi sahabat kami.
Pada malam kreasi, mahasiswa ugm jur korea menampilkan tarian poco2. Serentak semua mahasiswa hanseo ikut menari bersama kami. Bahkan ada battle dance saat mahasiswa ugm yang kkn unjuk gigi. Sungguh mengghebohkan. Saya yang ditunjuk sebagai mc ikut menari, bahkan didapuk sebagai ketua tari mahasiswa ugm kkkkk.
Hari terakhir tim hanseo di puton, mereka menyerahkan beasiswa dan sejumlah barang2 keperluan sekolah seperti papan tulis, komputer, printer, kertas, spidol , penghapus dan barang lainnya. Diadakan upacara perpisahan dengan tim hanseo. Pada acara itu banyak airmata dan pelukan perpisahan. Tim hanseo tak tahan merasakan perpisahan dengan anak2 sd komang. Semua tak menginginkan perpisahan itu.
Setelah puas megucapkan perpisahan kepada anak2 sd komang. Tim hanseo dan tim Ugm melepas kesedihan dengan pergi ke pantai depok. Disana semua orang melepaskan kesedihan yang ada. Ada yang dikubur dipasir hingga kepalanya saja yang terlihat, ada yang berkejar2an dan ada yang saling mendorong kelaut, apalagi mahasiswa hanseo tidak membawa baju ganti, sehingga mereka takut basah. Tapi pada akhrirnya semua basah kecuali mun sun jung, karena badannya besar jadinya tidak ada yang bisa menjatuhkannya. Sungguh lucu sekali keadaan waktu itu. Semua orang menjadi gila, kami sangat menikmati suasana pantai tersebut. Keintiman antar personalnya semakin terasa.
Malam harinya kami mengadakan farewell party di homstay tim haseo. Mereka telah pindah dari L2 ke T4. Di fareweel banyak sekali makanan dan minuman yang tersedia. Saya mencoba semua minuman dan makanan khas korea yang mereka bawa. Saat itu semua saling mencurahkan isi hatinya dan Bertukar cerita. Kami memberi julukan kepada tim hanseo ‘setan amplas’. Karena hampir setiap malam mereka ke amplas dan barang yang pasti dibeli adalah polo t-shirt. Hal yang menurut kami sangat aneh.
Keesokan harinya merupakan hari keberangkatan mereka kembali ke Korea. Sedih sekali 10 hari terasa sanagt singkat. Pada hari itu cewek2 hanseo mengajari kami berdandan. Hasilnya luar biasa, sangat berbeda dari gaya kami yang sehari-hari. Kami sekali lagi mengadakan acara perpisahan di homestay. Semua merasa terharu.
Tibalah saatnya mereka pergi menuju bandara. Kami tim ugm pun ikut mengantar. Sesampai di bandara tangis itu pun pecah. Semua menangis tak tahan akan perpisahan yang menyedihkan ini. Kami baru sebentar bertemu tapi rasanya sudah seperti keluarga. Semua orang saling mengucapkan selamat tinggal. Berpelukan untuk terakhir kali dan saling menguatkan. Karena kami semua tidak tahu kapan dapat bertemu lagi. Ingin rasanya meneriakan jangan pergi. Tapi mereka memang harus pergi. Persaudaraan yang terjalin pun tak berhenti sampai disini. Kami masih berhungan lewat email dan social networking. Menjadi sukarelawan untuk membantu mereka merrupakan pengalaman yang berharga. Bukan hanya mendapat sahabat baru melainkan saudara yang tak terlupakan.